SEMARANG- Tim Matematika Sakamoto Indonesia yang terdiri dari pelajar SD kelas 1 sampai 6 berhasil menyapu bersih enam trofi Champion dalam ajang World Mathematics Competition ke-14 yang berlangsung di Manila, Philipina, baru-baru ini.
Tim asal Indonesa mendapat enam trofi kategori champion itu tiga di antaranya diraih tim Matematika Sakamoto asal Jateng. Menurut guru pendamping para siswa yang juga Master Japanese Mathematic Center( JMC) Sakamoto Jateng, Paulus A Rahardjo, prestasi tersebut sangat membanggakan. Sebab, para peserta harus bersaing ketat dengan ratusan peserta lainnya dari berbagai negara di dunia. ”Jika tahun sebelumnya hanya mendapatkan tiga juara champion, kini tim kami berhasil merebut seluruh kategori yang dilombakan, yakni enam juara champion,” ujar Paulus di kantornya Jl Brigjen Katamso No 11 Semarang, baru-baru ini.
Hal ini, lanjut dia, menunjukkan kemampuan anak-anak Indonesia dalam bidang Matematika Sakamoto tak kalah dengan negara lain yang pendidikannya lebih maju seperti Australia dan Singapura. Selain 6 thropy Champion, para siswa asal Jateng ini juga meraih 10 medali emas, 6 medali perak dan 6 medali perunggu.
Penalaran
Tiga siswa peraih Champion asal Jateng yakni Lim Jovan Valencio (kelas 1 SD Kristen Tritunggal Semarang), Matthew Hutama Pramana (siswa kelas 3 SD Marsudirini Semarang) dan Axel Giovanni Hartanto (siswa kelas 6 SD Pangudi Luhur St Timotius Surakarta). Paulus memaparkan Matematika Sakamoto berasal dari Jepang diciptakan oleh Dr Hideo Sakamoto.
Matematika model ini lebih menekankan dasar-dasar matematika dengan penalaran, logika, analisis, kreativitas, dan pemecahan masalah. ”Metode Sakamoto lebih berfokus pada pembinaan kemampuan siswa dalam pemahaman soal, bukan sekadar kemampuan menjawab soal. Siswa pun dibiasakan untuk tidak hanya menekankan pada hasil, tapi juga pada proses penyelesaian,” paparnya.
Salah satu siswa peraih medali emas Catherine Alexandrina, siswa kelas 6 Bina Bangsa School Semarang menyatakan bangga atas pencapaian ini. Ia mengakui dalam lomba ini soal-soalnya lebih sulit dibanding lomba pada tahun sebelumnya. ”Saya bersyukur bisa meraih medali emas, karena persaingannya sangat ketat dengan siswa dari berbagai negara yang pendidikannya boleh dikatakan lebih maju,” jelasnya. (G2-63)
http://berita.suaramerdeka.com/smcetak/indonesia-raih-enam-trofi-tiga-dari-jateng/